Kisah Om Angger

Om Angger datang untuk Anda. dapatkan renungan, sharing-sharing menarik, opini dan brita-brita dari lingkungan seputar saya

Mengenai Saya

Foto saya
Ga' rugi Kamu kenal ama aku, cowo kece dengan perut tambun yang doyan fotografi dan cinematografi(bisa-bisa kamu jadi model foto atau bintang filmku). Dulu aku sempet juga ikut seminarium Symphoni Orkestra pegang timpani, juga terdaftar sebagai dewan pendiri koran Seminari(Jendela) sebagai fotografer. Sampe sekarang masih terdaftar sebagai calon IMAM. maunya......


Kalau kita membaca kisah penyaliban Yesus, tokoh Barabas pasti akan akan Anda temukan di sana. Saat Pilatus menawarkan kepada orang Yahudi untuk membebaskan Yesus atau Barabas, orang Yahudi berteriak “Bebaskan Barabas!! Bebaskan Barabas!!”

Histeria yang serupa terjadi saat ratusan ‘Sahabat Peterpan’ menanti bebasnya Ariel Peterpan. Hebatnya tidak hanya para penggemar dari Jakarta dan Bandung yang menanti kebebasan idola mereka. Ada beberapa fans yang ternyata berasal dari luar pulau Jawa, ada pula yang rela menjual sepeda motornya untuk biaya pergi ke Bandung guna menjadi saksi bebasnya mantan kekasih Luna Maya. Seluruh Media Massa berlomba-lomba melaporkan peristiwa ini.
Fenomena apa ini sebenarnya? Ariel Peterpan jelas-jelas sudah dinyatakan sebagai seorang tersangka. Ia harusnya menjalani masa tahanan 3 tahun lebih. Namun, karena sikapnya  dan kebaikan hati kejaksaan yang terkait, ia mendapatkan kebebasan bersyarat. Terhitung mulai hari ini Ariel menghirup udara bebas, kendati tetap dikenakan wajib lapor sampai tahun 2013. Status Ariel yang pernah menyandang sebagai seorang TERSANGKA, setidaknya sudah membuktikan bahwa ia BERSALAH. Kini, orang yang salah tersebut bebas dari penjara dan dielu-elukan dan menyita perhatian publik Indonesia. Ungkapan sukacita Sahabat Peterpan menyambut bebasnya Ariel semoga bukan sebagai bentuk sukacita atas tindakan Ariel selama ini. Sukacita ini semoga karena idola mereka sudah bisa kembali berkarya lagi. Namun apakah benar seorang yang sedemikian pantas untuk diidolakan sedemikian hebat? Bagaimanapun juga bebasnya Ariel bukan berarti Ariel tidak bersalah.
Fenomena bebasnya Ariel dengan histeria fans dan pemberitaan besar-besaran sejatinya merupakan kengerian. Bagaimana bila keluarga Anda tersandung masalah asusila, dan jelas secara nyata terbukti bersalah, apakah anda juga akan bersuka ria? Saya tidak habis pikir, bila seorang remaja yang menjadi idola di sekolahnya tersandung masalah asusila dan ia dengan santai berkata kepada keluarga dan teman-temannya “Santai, nantinya teman-teman akan tetap menerima dan mengelu-elukan aku”
Sebagai masyarakat yang cerdas, hendaknya kita prihatin atas fenomena bebasnya Ariel ini. Kebebasan Ariel ini tidak perlu dibesar-besarkan. Popularitas Ariel yang luar biasa memang memainkan peran dalam peristiwa ini.  Semoga popularitas Ariel yang kini telah bebas, kelak membawa dampak yang baik bagi masyarakat Indonesia. Selamat Ariel… kamu beruntung!

Re Post KOMPASIANA >> http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/23/bebaskan-ariel-bebaskan-barabas/#4224346



Malam Pembukaan Cross Culture
Taman Surya tampak lebih semarak pada weekend lalu (7-8/7). Ajang tahunan ini berhasil membuat pekan terakhir libur sekolah menjadi lebih meriah. Kemeriahan ini merupakan bagian dari rangkaian Cross Culture Festival 2012. Cross Culture festival tahun ini sendiri merupakan peringatan 15 tahun hubungan 'Sister City' antara Surabaya dengan Kochi (Jepang). Rangkaian acara yang berlangsung dari 7-11 Juli ini dibuka dengan pemukulan bedug oleh Walikota Surabaya, Ibu Risma didampingi Konjen Jepang dan beberapa perwakilan negara yang turut serta. Pada Upacara pembukaan ini seluruh hadirin yang hadir disuguhi beraneka ragam tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Tarian-tarian Krido Nganyut, Piring Bajambah, Mban Edreg dibawakan dengan indah oleh para pengisi acara yang didominasi oleh pelajar Indonesia. Tidak ingin kalah dengan teman-teman pelajar dari Indonesia, bebeapa pelajar asing yang tergabung dalam BSBI pun turut menyumbangkan 3 tarian Aronda, Kapasar, Ning Ben Kacong. Suasana semakin hangat saat di tengah-tengah acara, rombongan Seiya, Okazaki, Walikota Kochi turut hadir dan langsung mengambil tempat dekat dengan Ibu Risma, Walikota Surabaya. Di akhir acara Walikota Surabaya dan Walikota Kochi berkenan berfoto bersama seluruh pengisi acara. 
Festival Remo dan Yosakai
Esok paginya (8/7) Taman Surya menjadi jauh lebih ramai dari pada semalam. Bila pada malam sebelumnya didominasi oleh tokoh-tokoh dan pejabat, pagi itu balaikota mendadak menjadi sebuah tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh warga Surabaya. Nampaknya antusiasme warga ini untuk menyaksikan Festival Remo dan Yosakai. Festival yang diikuti oleh 38 peserta ini diawali dengan sambutan oleh Walikota Kochi,  Seiya, Okazaki yang mengutarakan kegembiraannya atas diadakannya Festival Tarian tradisional Kochi. Hanya bedanya di Kochi, Jepang, Tarian ini biasanya dibawakan pada malam hari, karena Yosakai sendiri berarti 'datanglah pada malam hari.' Setelah memberikan sambutan, Seiya Okazaki dengan didampingi oleh Walikota Surabaya, Ketua Yayasan Hubungan Sister City, Wakil ketua DPR Jepang dan Konjen Jepang berkenan membuka Festival ini dengan mengajak para peserta membunyikan naruko (properti tari yosakai). Festival ini sendiri dibagi dalam dua kategori. Kategori pertama berisi sepuluh kelompok yang berisi anak-anak. Sedangkan pada kategori kedua yang merupakan kategori dewasa, oleh pelajar SMP, SMA, Mahasiswa bahkan kelompok ibu-ibu rumah tangga.
Setiap penari membawa dua Naruko untuk dimainakan dalam tari Yosakai.
Tarian Yosakai dimainkan banyak orang secara serempak.
Malam Penutupan
Seluruh Rangkaian Festival Cross Culutre akhirnya berakhir Rabu malam (11/7) masih dari Taman Surya, halaman Balai Kota Surabaya. Malam penutupan ini dihadiri lebih banyak tamu undangan yang hadir dari perwakilan negara sahabat yang kebetulan sepekan ini mengikuti pertemuan Citynet (Paguyuban kota kabubaten se-Asia Tenggara) di Surabaya. Malam penutupan Cross Culture 2012 diawali dengan jamuan santap malam bersama yang dikemas dalam tema Pesta Kebun di sekitar air mancur Taman Surya. Jamuan Makan malam menjadi lebih hangat dan akrab saat Bu Risma, Walikota Surabaya berjoget bersama diiringi alunan musik Poco-Poco. Penutup Cross Culture sendiri baru dimulai sesaat setelah jamuan makan Malam. Berbeda dengan malam pembukaan, Malam Penutupan kali ini banyak diisi oleh penampilan dari perwakilan negara yang turut serta dalam Festival tahunan ini. Diawali dengan dua lagu dari biduanita dari China yang membawakan dua lagu, malam penutupan ini menjadi lebih semarak. Selain membawa seorang penyanyi, kontingen dari China juga menyuguhkan permainan alat musik tiup Flute, dan seni beladiri Wushu. Tak mau kalah dari China, Kontingen dari Korea menyuguhkan tarian yang sangat indah. Kendati tarian yang ditampilkan durasinya cukup panjang, seluruh hadirin mampu dibuat terkesima dengan keluesan dan keindahan tarian yang disuguhkan. Di ujung acara, kontingen Indonesia benar-benar berhasil menutup seluruh rangkaian Festival ini dengan apik. Kontingen Indonesia menyuguhkan bermacam tarian yang dirangkai jadi satu kesatuan. Diawali dengan puluhanpelajar Sekolah Dasar yang menyuguhkan tarian Remo dan diakhiri dengan kesenian Reog Ponorogo yang dikolaborasikan dengan tarian modern  kemeriahan Cross Cultire Festifal benar-benar sampai pada puncaknya. Seseat kemudian Bu Risma berkenan naik ke atas pangung utama dan menutup seluruh rangkaian Cross Culture tahun ini. Bersama dengan seluruh pengisi acara, Walikota Surabaya mendendangkan lagu 'Surabaya oh Surabaya'.

Pangung Utama yang sangat Megah






About this blog

Nah... Hari ini akan menjadi hari terhebat bagi Anda dan saya. Koq bisa? ya karena hari ini Anda telah membuka Blog saya. Saya percaya, Anda akan mendapat rahmat setelah membuka blog saya. Paling tidak itulah kebiasan saya, mendoakan orang yang mengunjugi blog saya. Selain itu kesediaan Anda membuka blok ini membuat saya bangga karena suara dan kata-kata saya dibaca orang lain....

Bolo-boloku...