Kisah Om Angger

Om Angger datang untuk Anda. dapatkan renungan, sharing-sharing menarik, opini dan brita-brita dari lingkungan seputar saya

Mengenai Saya

Foto saya
Ga' rugi Kamu kenal ama aku, cowo kece dengan perut tambun yang doyan fotografi dan cinematografi(bisa-bisa kamu jadi model foto atau bintang filmku). Dulu aku sempet juga ikut seminarium Symphoni Orkestra pegang timpani, juga terdaftar sebagai dewan pendiri koran Seminari(Jendela) sebagai fotografer. Sampe sekarang masih terdaftar sebagai calon IMAM. maunya......


Para pemerhati kehidupan calon imam, hari ini Minggu 9 Desember 2012, kami komunitas Seminari Mertoyudan kehilangan salah satu seminaris terbaiknya, Ignatius Destian Kristiadi (Ian). Dia adalah seminaris dari Banyutemumpang, anak ke-4 dari 5 bersaudara (laki-laki, laki-laki, Danu Kristian, Destian Kristiadi, cewek). Kakaknya, Danu Kristian adalah seminaris KPA, calon solisitan Diosesan KAS. Destian adalah seminaris KPP, tepatnya KPP 1 adalah seorang anak yang sangat kalem, senang voley, cerdas di kelasnya, kalau ditanya menjawab dengan Jawa krama alus, sangat tertib, rajin dalam banyak hal. Dan yang tidak akan pernah terlupakan adalah refleksinya yang mendalam akan pengalaman harian di seminari.
Tadi siang, saat kunjungan keluarga, Ian bersama dengan Danu saudaranya dikunjungi ibunya (guru SMP N 2 Mertoyudan) karena memang Minggu kunjungan. Mereka duduk di bawah pohon pinus besar (Ian) dan Ibunya, sementara Danu dekat pohon kelapa, yang terletak di dekat kali depan seminari dekat onggokan pohon bambu kuning. Ketika ada angin, dahan pohon pinus yang sudah lapuk (tampak dari pohonnya yang kering tak berdaun) dengan ukuran yang besar dan panjang tiba-tiba patah dan berayun, lalu jatuh vertikal langsung mengenai kepala Ian (bongkotnya yang memang besar itu). Ian langsung jatuh tersungkur, kepala bolong, tidak ada kata-kata yang keluar. Ibunya langsung menahan bagian yang bolong di kepalanya itu (maaf, ada lendir putih -otak?- bersampur darah yang keluar tanpa henti). Persis di pangkuan ibunya, sementara kakaknya teriak-teriak minta pertolongan, Ian sempat glegeken dua kali. Ibunya sudah berfirasat bahwa anaknya "selesai" lalu buru-buru membisiki ke telinga anaknya di pangkuannya itu dengan doa Bapa Kami. Ibunya sendiri mengatakan kalau saat itu juga Ian "pergi". Ketika dibawa ke RSU Tidar Magelang, di IGD dijahit, tidak lama karena memang sudah dinyatakan "tidak ada", dan langsung dibawa ke Kamar Jenazah. 
Ketika saya, Romo Heru dan Sr. Margarethi datang, sambil termangu-mangu dan panik dengan HP masing-masing untuk mengurus segala sesuatunya, jenazah Ian tinggal menunggu untuk dimandikan. Ketika turut memandikan bersama Ibunya, darah tak henti-hentinya mengalir dari kepalanya yang sudah dijahit. Beberapa teman membawakan baju lengan panjang kotak-kotak biru kesukaannya dan celana panjang serta sepatu lengkap. Tampak di wajahnya yang membiru dan mata sedikit terbuka menandakan kalau kesakitan luar biasa. Kemudian, jenazah dimasukkan peti dan dibawa ke seminari di Kapel Besar yang dipenuhi dengan para orangtua dan seminaris (karena memang Minggu kunjungan). Kami semua berkonselebrasi merayakan Ekaristi Arwah. Dalam kesempatan sebelum tutup peti, teman-temannya di KPP yang sekarang berjumlah 109 (dari 113) berjubel dan menangis tanda duka yang mendalam. Ia dirasa sudah menjadi bagian dari komunitas teman-teman MP yang belum genap satu semester di seminari ini. Lonceng kapel dibunyikan dan jenazah diberangkatkan menuju desa Mranggen-Jalan Sawangan-Blabak.
Saat menulis ini, sambil membuka pintu kamar yang tembus ke barak tidur anak-anak MP (rupanya ada rasa takut pada mereka), tampak di kamar saya ember biru berisi lengkap peralatan mandi, satu tas kertas berisi sepatu, dan satu tas besar berisi pakaian. Itu semua milik Ian. Ada satu lagi barang paling berharga dari semua itu adalah "Buku Refleksi Harian-nya".
Di buku itulah, 
ada kehidupan, 
ada cinta, 
ada keutamaan, 
ada kesetiaan, 
ada ketulusan, 
ada totalitas, 
ada air mata, 
ada ketekunan,
ada kesetiaan,
ada Destian Kristiadi
yang akan dikenang selama-lamanya.

Dengan rasa kehilangan,
Stef, pr


*Rm. Stef adalah Imam Keuskupan Purwokerto. Saat ini Beliau bertugas menjadi Pamong MP di Seminari Mertoyudan.

About this blog

Nah... Hari ini akan menjadi hari terhebat bagi Anda dan saya. Koq bisa? ya karena hari ini Anda telah membuka Blog saya. Saya percaya, Anda akan mendapat rahmat setelah membuka blog saya. Paling tidak itulah kebiasan saya, mendoakan orang yang mengunjugi blog saya. Selain itu kesediaan Anda membuka blok ini membuat saya bangga karena suara dan kata-kata saya dibaca orang lain....

Bolo-boloku...