Bulan Agustus tahun ini
bukan seperti bulan Agustus biasanya. Ada banyak hal yang membuat Agustus kali
ini istimewa. Di pertengahan Agustus 2012 seluruh bangsa Indonesia akan
merayakan Hari Kemerdekaannya (17 Agustus), Umat Islam juga akan merayakan Idul
Fitri (19 Agustus) dan Umat Katolik akan merayakan Hari Raya Bunda Maria
Diangkat ke Surga (15 Agustus). Selain itu, pada bulan ini akan muncul Fenomena
Blue Moon dimana Purnama akan terjadi 2 kali dalam bulan ini (2 dan 31
Agustus), seperti kita ketahui Purnama memiliki makna yang dalam bagi Umat
Hindu. Tulisan ini akan lebih menyoroti Fenomena Kemerdekaan Indonesia,
Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga dirayakan hampir
bersamaan. Inilah yang saya katakan sebagai Kacamata 4 Dimensi. Bulan Agustus
tahun ini akan kita lihat dalam dimensi Indonesia, Islam, Katolik dan Hindu.
Dimensi Islam
Idul Fitri biasa
disebut sebagai hari kemenangan. Setelah 1 bulan lamanya berpuasa dan melawan
segala bentuk godaan akhirnya umat Islam merayakannya dengan penuh syukur dan
dengan hati yang baru. Berpuasa selama bulan ramadhan dipercaya sebagai bentuk
pembersihan diri, meninggalkan sifat buruk di masa sebelumnya dan menjadi
pribadi yang baru di hari yang fitri. Ditandai dengan saling memaafkan dan
silahturahmi dengan sanak saudara dan handaitaulan manusia Islami merayakan
pemulihan Derajat sebagai ciptaan Allah yang bersih lahir batin. Saling memaafkna
merupakan fenomena jelas bagaimana derajat itu dikembalikan. Perseteruan,
perselisihan dan gesekan-gesekan yang terjadi membuat hubungan antar pribadi
saling menjatuhkan. Lewat saling memaafkan itulah derajat mereka dikembalikan dari
musuh menjadi saudara. Idul Fitri merupakan pristiwa dimana derajat manusia
benar-benar diangkat dipulihkan baik dihadapan Allah maupun sesama. Rasa syukur
itu yang dirayakan dengan penuh sukacita dan rasa kemenangan setelah sebulan
penuh membersihkan diri menjadi pribadi baru.
Dimensi Katolik
Bunda Maria merupakan
tokoh penting dalam ajaran Katolik. Dia tidak termasuk pribadi dalam Tiritunggal.
Namun, Maria punya peran besar dalam sejarah keselamatan Umat Katolik.
Bagaimana tidak, lewat rahimnyalah terlahir pribadi Yesus yang dipercaya oleh
umat Katolik sebagai satu-satunya penyelamat. Gereja Katolik Roma menghormati
pribadi Maria sebagai satu-satunya manusia yang diangkat ke surga beserta jiwa
dan raganya. Pristiwa ini diperingati setiap tanggal 15 Agustus. Lewat kesucian,
kerendahan hati, kesetiaan, ketabahaan dan ketaatanya derajat Maria sebagai
manusia ditinggikan oleh Allah. Umat Katolik yang menganggap diri sebagai
anak-anak Maria merayakan pristiwa ini dengan penuh syukur memiliki seorang ibu
yang menjadi teladan dalam beriman. Besar harapannya iman yang dimiliki oleh
Maria bisa dihidupi juga oleh umat Katolik agar derajat kemanusiaanya juga
ditinggikan oleh Allah saat manusia berada di alam surga.
Dimensi Hindu
Pada hari Purnama umat Hindu biasanya
melakukan pembersihan lahir batin. Karena itu, disamping bersembahyang
mengadakan puja bhakti kehadapan Hyang Widhi untuk memohon anugrah-Nya. Kondisi
bersih secara lahir dan batin ini sangat penting karena dalam jiwa yang bersih
akan muncul pikiran, perkataan dan perbuatan yang bersih pula. Kebersihan juga
sangat penting dalam mewujudkan kebahagiaan, terutama dalam hubungan dengan
pemujaan kepada Hyang Widhi. Membersihkan diri yang dilakukan oleh umat Hindu
sejatinya juga merupakan usaha untuk menjadi pribadi yang baru. Lahir batin
yang bersih membuat derajat Umat Hindu kembali dipulihkan dari segala cacat
cela dan kelemahan-kelamahn dirinya pada hari-hari yang lalu.
Dimensi Indonesia.
Tahun ini Bangsa Indoensia merayakan
hari jadinya yang ke 67. Lepas dari anggapan
bangsa kita sudah merdeka sepenuhnya atau belum. Peringatan HUT ke 67 Bangsa
Indonesia ini merupakan perayaan pengangkatan martabat manusia Indonesia dari
suatu kumpulan manusia yang tinggal di wilayah Hindia Belanda menjadi Manusia
Indonesia seutuhnya. Promulgasi kemerdekaan Indonesia 67 tahun yang lalu
menjadi tanda munculnya sistem masyarakat baru di Asia Tenggara. Ir. Soekarno
dalam pidatonya pernah mengatakan bahwa semangat berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia bukan karena adanya perbedaan suku bangsa, ras, agama atau
antar golongan. Indonesia ini terbentuk karena semangat dan rasa senasib
sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah. Persatuan Indonesia yang muncul
karena semangat atas dasar rasa senasib sepenanggungan ini nampaknya kalah
gaungnya dengan semangat persatuan Indonesia karena perbedaan suku bangsa. Hasilnya
perbedaan terus yang terdengar gaungnya dan akhirnya yang terjadi ialah salah
presepsi. Presepsi yang salah akhirnya justru menimbulkan fanatisme-fanatisme
tertentu yang memicu semakin nyata perbedaan dan semakin renggangnya jurang
pemisah. Kita tak dapat menyalahkan orang yang beranggapan bahwa sampai saat
ini negara kita belum merdeka, karena masih terjajah oleh sistem kapitalisme
yang terus menindas. Tapi ingat sadar bahwa kita belum meredeka sepenuhnya saja
tidak cukup. Mari di hari jadi ke 67 Negara Kesatuan Republik Indonesia ini
kembali kita seruakan semangat Bung Karno, yang ingin menyatukan Indonesia
lewat semangat dan rasa senasib sepenanggungan. Semangat yang menaikkan derajat
manusia Indonesia.
KACAMATA 4 DIMENSI
Sejatinya masih banyak
dimensi-dimensi lain yang bisa kita temukan. Saya berharap Anda berkena pula
menambahkan dimensi-dimensi lain tersebut. Akhirkata syukur atas bulan Agustus
yang penuh warna. Saya ingin mengajak para pembaca sekalian untuk tidak sekedar
mencari perbedaan-perbedaan dari segala sesuatu yang memang berbeda. “Jangan
membeda-bedakan hal yang sama.... dan jangan berusaha utnuk menyamakan hal yang
memang berbeda.” Mari kita hargai perbedaan yang ada dan kita jaga kesatuan
kita. Tidak dalam semua hal kita harus sama. Tidak dalam segala hal kita
berbeda.
Salam, Doa dan Cinta
dari saya
Untuk Indonesia
Re post >> http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/10/kacamata-4dimensi-di-bulan-agustus/
Re post >>