Sebanyak 15 orang calon wartawan
Kompas belajar Bahasa Indonesia di ruang diklat Kompas Senin (26/11). Materi
ini diberikan karena Bahasa Indonesia merupakan bekal dasar bagi seorang
wartawan Kompas. Tim dari Univerisitas Indonesia ini mendampingi kelimabelas
calon wartawan lewat materi dan latihan-latihan.
Materi hari itu diberikan oleh dua
pengajar, Maria Sally Pattinasaraney dan Anwari. Sebagai pembicara pertama,
Maria memberikan materi tentang fungsi, ragam dan laras bahasa serta sedikit
dasar mengenai jenis-jenis tulisan. Sedangkan pada sore harinya, anwari lebih
menitik beratkan pada jenis tulisan diskripsi.
Dalam materinya, wanita lulusan ilmu
lingustik Jerman di salah satu universitas Jerman, itu mengatakan bahwa bahasa
memiliki fungsi sebagai ekspresi, integrasi dan adaptasi sosial, kontrol sosial
serta komunikasi. Ia menambahkan bahwa bahasa memiliki penakanan pada aspek
komunikatif. “Hal itu sedikit banyak akan mempengaruhi kepada siapa kita
menyampaikan bahasa kita” lanjutnya.
Ragam sendiri menurut Maria ialah variasi
bahasa berdasarkan pemakaian bahasa. Ragam dibedakan menjadi dua, ragam
berdasarkan situasi pemakaiannya dan ragam berdasarkan media penggunaanya.
Menurut situasi pemakaiannya ragam dibedakan lagi menjadi tiga, formal,
semiformal dan nonformal. Sedangkan menurut media penggunaannya ragam dibagai
menjadi dua, ragam tulis dan ragam lesan. Kedua hal tersebut masih lagi dibagi lagi
masing-masing menjadi tiga, berdasarkan aspek formal, semiformal dan
nonformalnya.
Dalam materi laras bahasa, maria
menjelaskan bahwa laras bahasa lebih banyak membahas mengenai kesesuaian antara
bahasa dan mediumnya. Dalam materi ini ia mulai banyak menggunakan contoh-contoh
sebagai sarana penyampaian materi.
Dalam materinya yang terakhir hari
itu, Maria juga menjelaskan mengenai ragam jurnalistik. “Surat kabar hanya
memiliki ragam tulis. Penyampaian berita dilakukan dengan mengandaikan bahwa
penulis menjelaskan kepada pembaca. Ragam surat kabar biasanya menggunakan
ragam semiformal” jelasnya.
Ia juga memaparkan bahwa berita
sendiri merupakan kumpulan dari paragraf dan paragraf merupakan kumpulan dari
kalimat. Dari jenisnya, tulisan-tulisan yang ada dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar, narasi, deskripsi dan eksposisi. Jenis tulisan tersebut menjadi
alat dalam menentukan laras sebuah berita. Lebih lanjut ia menjelaskan “Laras berita atau biasa disebut laras
jurnalistik bisa kita lihat dari tulisan-tulisan yang biasa kita baca di media
cetak, ada laras hard news, soft news dan feature.”
Pada sesi sore, kelimabelas calon
wartawan tersebut dibimbing oleh Anwari. Dalam materinya tentang jenis tulisan
deskirpsi. Anwari menekankan bahwa dalam tulisan deskripsi kata-kata sifat
sebisa mungkin diminimalisir. Tak hanya itu ia juga menjelaskan bahwa “80%
hidup manusia dipenuhi oleh asumsi. Oleh karena itu deskirpsi yang jelas membantu
manusia dalam membayangkan apa yang mungkin sekarang tidak nampak di depannya.”
Away, begitu anwari biasa
dipanggil, banyak menjelaskan materinya lewat latihan mendeskripsikan sesama
calon wartawan. Latihan yang dilakukan langsung mendapat koreksi sesaat setelah
deskripsi dari masing-masing calon wartawan selesai dikerjakan. Suasana perkuliahan
yang hangat dan tidak membosankan ini akhirnya berakhir pukul 21.30.