Kisah Om Angger

Om Angger datang untuk Anda. dapatkan renungan, sharing-sharing menarik, opini dan brita-brita dari lingkungan seputar saya

Mengenai Saya

Foto saya
Ga' rugi Kamu kenal ama aku, cowo kece dengan perut tambun yang doyan fotografi dan cinematografi(bisa-bisa kamu jadi model foto atau bintang filmku). Dulu aku sempet juga ikut seminarium Symphoni Orkestra pegang timpani, juga terdaftar sebagai dewan pendiri koran Seminari(Jendela) sebagai fotografer. Sampe sekarang masih terdaftar sebagai calon IMAM. maunya......


SARA Vs PANCASILA?i
Oleh And. Benoe Angger P.ii
KONFLIK PANCASILA
Pancasila sudah berumur 65 tahun. Selama 65 tahun tersebut Pancasila telah mewujudkan Indonesia yang memiliki keanekaragaman Budaya, suku, ras, agama, dll. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa kali Pancasila sempat diguncang oleh beberapa masalah. Beberapa contoh tersebut antara lain Pemberontakan Komunis atau PKI dan Darul Islam /DI TII, Permesta dan yang lain. Pemberontakan tersebut intinya ingin merubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain seperti ideologi Komunis atau Ideologi islam. Namun fakta sendiri mengatakan bahwa kendati beberapa kali diguncang perkara, Pancasila tetap bertahan sebagai Ideologi bangsa Indonesia. Padahal kekuatan yang dihadapi Pancasila bukanlah kekuatan yang mudah. Paling tidak dari dua ideologi yang pernah menyerang Pancasila, Komunis dan Islam, nampak bahwa yang dihadapi Pancasila merupakan dua kekuatan besar.
Namun kita juga perlu menyadari gejala yang akhir-akhir ini merebak di negara Indonesia. Gejala atau kecendurungan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beberapa kali terjadi di beberapa daerah di negara Indonesia. Sayangnya, beberapa daerah telah lepas dari genggaman ‘Sang Garuda’. Menurut Fatkhuri, MAiii hal tersebut terjadi sebagai bentuk nyata munculnya benih-benih kebencian terhadap NKRI. Sebenarnya apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi? Fatkhuri menyatakan hal tersebut muncul sebagai ketidakpuasan masyrakat daerah terhadap pemerintah pusat yang teralalu mengeksploitasi daerah.
Selain itu kadang kita juga sering menemukan adanya aksi-aksi yang mengatasnakaman agama serta tafsir tunggal kebenaran yang hanya dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu. Aksi-aksi seperti inilah yang oleh Fatkhuri disebut sebagai aksi yang mendorong permaginalaniv nilai-nilai Pancasila atau lebih ekstreemnya lagi pemusnahan Pancasila. Aksi-aksi fanatik seperti di atas kadang menyuarakan bahwa kelompok – kadang juga agama – mereka adalah yang paling benar. Aksi inilah yang merupakan sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, karena sama sekali tidak menceminkan Pancasila yang pluralistik.
MEMANDANG SARA DAN SILA KE DUA
Membicarakan Pancasila dan SARA, secara tidak langsung kita pasti akan bersingungan dengan sila ke dua Pancasila. Sila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” tersebut nampaknya memang sengaja diletakkan sebagai poin ke dua setelah sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Para founding fathers mencoba menekankan pentingnya persatuan setelah menekankan aspek religiusitas. Para founding fathers tentunya melakukan hal tersebut karena melihat kenyataan yang ada, banyaknya pulau, beraneka ragamnya suku dan bermacam jenis kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Nampaknya para founding fathers ingin menyatukan keanekaragaman tersebut menjadi sebuah indonesia yang lebih indah. Serupa dengan mozaik yang berasal dari bermacam bentuk dan warna dirangkai satu hingga tercipta sebuah gambaran utuh yang indah.
Mungkin kita bertanya ‘mengapa dipilih kata ‘Persatuan’ bukan ‘Persamaan’? Kembali ke analogi mozaik, apa yang terjadi bila mozaik tersebut terdiri dari beberapa hal yang sama? Yang terjadi ialah sebuah gambaran polos yang monoton. Begitu pulalah Indonesia! Para Founding fathers sama sekali tidak pernah bermaksud unutk menyamakan atau menyetarakan indonesia. Mereka membiarkan adanya perbedaan dan tetap berusaha untuk menyatukan satu dengan yang lain. Dari sana jelas bahwa tindakan-tindakan yang mengarah kepada sebuah penyetaraan atau penyamaan kelompok atau golongan merupakan tindakan A-Pancasilav. Beberapa tindakan yang A-Pancasila antara lain usaha untuk menghilangkan, mengusir, menyerang, tidak menerima serta merendahkan kelompok atau golongan lain.

__________________
i Disampaikan dalam diskusi kelmpok Pancasila yang membahas tentang permasalahan SARA.
ii Mahasiswa STFT Semester 1 STFT Widya Sasana, Malang.
iiiMantan aktifis PMII jombang sekarang Mahasiswa Pasca Sarjana bidang kebijakan publik Australian National University (ANU), Canberra, Australia.
iv Proses untuk meminggirkan (margin= garis pinggir/tepi)
v Tindakan yang tidak sesuai dengan pancasila

2 tanggepan dari pembaca:

sila ke dua "kemanusiaan yang adil dan beradab"
sila ke tiga "PERSATUAN INDONESIA"

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

About this blog

Nah... Hari ini akan menjadi hari terhebat bagi Anda dan saya. Koq bisa? ya karena hari ini Anda telah membuka Blog saya. Saya percaya, Anda akan mendapat rahmat setelah membuka blog saya. Paling tidak itulah kebiasan saya, mendoakan orang yang mengunjugi blog saya. Selain itu kesediaan Anda membuka blok ini membuat saya bangga karena suara dan kata-kata saya dibaca orang lain....

Bolo-boloku...